Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Hampir Saja Bertanya "Siapa"



Hampir Saja Bertanya "Siapa"

"Baiklah." Gong Mo bertukar nomor telepon dengan Tang Xinxin.     

Tang Xinxin melihat ke jalan dan bertanya, "Apa suamimu belum datang?"     

Gong Mo menggelengkan kepalanya.     

"Hah.. Aku masih ingin menyapanya terlebih dulu. Sudahlah, lain kali kita bicara lagi, aku pergi dulu, ya..."     

"Ya, hati-hatilah."     

"Iya, kamu juga hati-hati, berdirilah agak jauh dari pinggir jalan, jangan sampai tertabrak."     

"Iya." Gong Mo tersenyum dan melambaikan tangan padanya.     

Melihatnya masuk ke dalam taksi, Ibu Gong bertanya, "Dulu dia sahabat baikmu, kan?"     

"Iya, benar." Gong Mo menghela nafas, sedikit merasa melankolis.     

Sudah tidak bertemu selama empat tahun, Gong Mo tidak tahu apakah mereka masih bisa kembali ke masa seperti dulu.     

Setelah beberapa saat, Sheng Nanxuan pun datang, dan berjalan dari pinggir jalan, kelihatannya seperti datang dengan menggunakan bus.     

"Bu, Momo" Dia berlari, mengambil tas Gong Mo, dan membantu Gong Mo menuruni tangga, "Ayo kita makan di luar saja hari ini."     

"Sudah, tidak perlu," kata Ibu Gong.     

"Bagaimana dengan Momo?"     

Keduanya memandang Gong Mo. Gong Mo menelan ludahnya dan berkata, "Kita makan di luar saja, aku ingin makan ikan bakar."     

"Kamu..." Ibu Gong memandangnya dengan pandangan menegur, "Benar-benar tidak tahu bagaimana membantu suamimu agar lebih berhemat!"     

"Uangku memang untuk dipakai oleh Momo, untuk apa berhemat?" Sheng Nanxuan tersenyum.     

"Bagaimana bisa tidak berhemat? Kedepannya kalian akan memiliki anak."     

"Kedepannya aku akan mencari uang lebih banyak lagi." Sheng Nanxuan mengulurkan tangannya untuk menghentikan taksi.     

Gong Mo berbisik pada Ibu Gong, "Satu kali makan di luar tidak akan menghabiskan seberapa banyak uang, jadi Ibu tidak perlu berhemat."     

"Ya, ya, ya! Lagi pula bukan memakai uangku." kata ibu Gong mau tidak mau.     

Saat makan ikan bakar, Gong Mo berkata pada Sheng Nanxuan, "Saat menonton pertunjukan tadi, aku tidak sengaja bertemu dengan teman SMA-ku."     

Sheng Nanxuan tertegun, lalu tiba-tiba menatapnya, "S… Oh ya?"     

Hampir saja Sheng Nanxuan bertanya "siapa". Hampir saja.     

"Namanya Tang Xinxin, dan kami semua memanggilnya "Si hati manis". Saat SMA, kami adalah teman sebangku. Aku paling dekat dengan dia." Gong Mo tersenyum, "Tapi sesudah masuk perguruan tinggi, aku kehilangan kontak dengannya. Tidak disangka bisa begitu kebetulan dan tidak sengaja bertemu dengannya saat menonton pertunjukan. Awalnya aku ingin mentraktirnya makan, hanya saja dia harus kembali ke tempat kerja, jadi mau tidak mau lain kali saja."     

"Oh." Sheng Nanxuan menurunkan pandangannya, lalu memberikan daging ikan yang sudah dipilah bersih dari tulang ke dalam mangkuk Gong Mo, dan berpura-pura bertanya dengan kebingungan, "Dia kan sedang bekerja, bagaimana dia masih punya waktu untuk keluar menonton pertunjukan?"     

"Eh?" Gong Mo tidak terpikir akan hal ini dan dengan ragu berkata, "Mungkin dia mendapat kompensasi hari libur, tapi ternyata harus lembur lagi, jadi dia harus kembali."     

"Oh."     

Gong Mo menggigit bibirnya, menundukkan kepalanya, dan berhenti berbicara.     

Pertanyaannya ini, seolah-olah membuat Tang Xinxin terlihat seperti seorang pembohong, dan membuat Gong Mo merasa sedikit tidak senang.     

Bagaimanapun juga, itu adalah sahabat dan saudara perempuan terbaiknya saat mereka masih bersekolah bersama.     

Sore berikutnya, Gong Mo menerima telepon dari Tang Xinxin. Ketika melihat nama yang muncul di layar ponselnya, dia benar-benar merasa bersemangat.     

Sejujurnya, setelah datang ke Ibu Kota, meskipun semuanya berjalan dengan baik, tapi Gong Mo kehilangan teman-temannya. Setiap kali Gong Mo berpikir bahwa Tang Xinxin ada di sini dan bisa pergi berbelanja atau minum teh bersama, ia benar-benar menantikannya.     

Saat mengangkat telepon, suara lemah Tang Xinxin pun terdengar, "Momo..."     

"Ada apa?" ​​Gong Mo bertanya dengan cemas.     

"Sebenarnya aku ingin makan denganmu, tetapi aku malah mendapat tugas dinas sementara dari perusahaan untuk pergi ke luar kota."     

"Ah, tidak apa-apa kalau begitu. Lain kali saja."     

"Tapi aku tidak tahu akan pergi berapa lama pada tugas dinas ini. Mungkin setengah tahun baru bisa kembali." kata Tang Xinxin dengan kesal.     

"Kalau begitu, mari kita makan bersama hari ini."     

"Sudah terlambat. Perusahaan sudah memesan tiket, dan aku sudah berada di bandara sekarang." Tang Xinxin merasa sangat sedih, "Momo, kamu harus merindukanku, aku akan menelponmu ketika ada waktu. Ngomong-ngomong, kapan hari persalinanmu tiba? Pada saat itu aku pasti akan kembali."     

....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.